Dalam
rangka penanganan generasi penerus ini, maka perlu di kenali tentang masa
pertumbuhan remaja, sehingga bisa dilakukan pencegahan dengan lebih efektif dan
terencana,
Dalam
beberapa referensi, remaja adalah mereka yang berusia antara 12 – 21 tahun.
Remaja akan mengalami periode perkembangan fisik sebagai berikut :
- Masa Pra-Pubertas (12 – 13 tahun)
Masa
ini disebut juga masa puerel , yaitu
masa perlaihan dari kanak – kanak ke remaja. Pada anak perempuan masa in lebih
singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi berkembangannya
organ-organ seksual serta organ-organ reprodukso remaja. Di samping itu,
perkembangan intelektualitas yang sangat pesat juga terjadi pada fase ini.
Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (kerena merasa
tahu segalanya), yang sering di wujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun
pembantahan terhadap orang tua, muai menyukai orang dewasa yang dianggapnya
baik, serta menjadikannya sebagai “hero” atau idolanya, seperti model rambut,
gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup idola tersebut.
Selain
itu, pada masa ini remaja lebih
dominan menyampaikan
apa yang mereka inginkan, lebih berani mengemukakan
pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini
yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan karena tidak ingin dianggap sebagai anak
kecil yang dikenal dulu. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai
dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang kebiasaan orang tua yang mereka anggap sebagai
hal yang tidak ada manfaatnya, maupun peraturan-peraturan
yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain
selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok
sosial yang
formal, cenderung bergabing dengan teman-teman pilihannya. Contoh, mereka lebih senang bermain bersama temannya daripada berkumpul dan berkunjung ke rumah saudara
bersama keluarga.
Tapi,
pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap
sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu mewujudkan keinginanya. Fase
ini adalah fase yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi
konflik yang terjadi saat ini, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang
tua harus ingat, bahea masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua
itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat
berat. Orang tua tidak boleh berpikir apalagi mengatakannya :”Ya ampun...
itukan hal kecil, masa kamu tidak bisa menyelesaikannya?? Bodoh sekali kamu “,
dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwa masalah
itu berat sekali bagi remajany, kan terekam dalam otak remaja itu bahwa orang
tunya adalah jaan keluar yang terbaik baginya. Ini akan mempermudah orang
tuauntuk mengarahlan perkembangan psikisnya anaknya.
- Masa Pubertas (14 – 16 tahun)
Masa
ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu
menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga
bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak laki-laki lagi. Pada masa
ini, perkembangan hormon seksual yang begitu pesat mengakibat emosi remaja sangat
labil. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa
ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama,
sedangkan pada remaja pria, mimpi basah yang pertama
adalah tandanya. Remaja akan merasa bingung dan malu akan
hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pemahaman tentang
seksualitas yang baik dan benar. Jika demikian tidak berhasil ditangani dengan
baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri atau
gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus penyimpangan gay
(homoseksual) dan lesbi banyal berawal dengan gagalnya perlembangan remaja pada
tahap ini.
Di
samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan dan daya tarik
seksual. Kerana kebingungan mereka, ditambah labilnya emosi akibat pengaruh
perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Terkadang mereka bersikap tidak baik, terkadang lemah lembut, di waktu yang lain suka
melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini
semakin kuat dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat
peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.
- Masa Akhir Pubertas (17 - 18 tahun)
pada
masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat
menerima kodratnya, bail sebagai laki-laki meupun perempuan. Mereka juga bangga
karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung
sangat singkat. Pada remaja wanita singkat daripada remaja pria, sehingga
proses kedewasaa remaja wanita lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria.
Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya.
Namun kematangan psikologi belum tercapai sepenuhnya.
- Period Remaja Adolesen (19 – 21 tahun)
Pada
periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi
fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang
abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang di dapat dari pikiran
mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada
menjalaninya. Dalam mengahadapi kehidupan sudah mulai mensikapinya dengan
jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah
kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
Dengan mengetahui fase perkembangan seorang anak maka kita bisa mengantisipasi hal-hal yang kita tidak inginkan seperti terpengaruh generasi penerus dengan pergaulan bebas yang sudah sangat kritis di negara ini.
0 komentar:
Posting Komentar